Halaman

Sabtu, 26 Maret 2016

Contoh Anekdot

Anekdot adalah kisah singkat tentang sesuatu, seseorang, kejadian, atau hal-hal yang berkenaan dengan gagasan tertentu. Sedangkan, pengertian anekdot dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976), diterangkan bahwa, anekdot adalah cerita singkat yang menarik, karena lucu dan mengesankan. Biasanya berkisar pada orang-orang penting berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Dengan format yang singkat dan pendek, sebuah anekdot memiliki sifat yang sangat lentur dan liat, yang membuatnya memiliki banyak pembacaan. Meskipun tujuan anekdot adalah untuk menghibur, namun sesungguhnya terdapat suatu pesan tertentu dari penulisnya.

CONTOH:
ABA-ABA UNTUK TERTAWA
Suatu hari, di sebuah sekolah, ada sebuah acara perkenalan sekolah beserta ektrakurikulernya kepada siswa baru. Pada saat itu pula, setiap perwakilan mempresentasikan ekstrakurikuler tersebut. Pada saat sesi tanya jawab, ada seorang siswa yang bertanya.
Adik kelas A       :       “Kak, mau tanya… Gunanya ekstra ini apa kak?”
Kakak kelas         :       “Banyak dik. Bisa melatih kepemimpinan, toleransi, kekeluargaan, kerjasama, disiplin, dan lain sebagainya.”
Adik kelas A       :       “Apa ada PBB juga kak?”
Kakak kelas         :       “Ada, itu pasti dik. Itu inti dari ekstrakurikuler ini.”
Adik kelas A       :       “Lalu gunanya PBB di masyarakat apa kak?
Kakak kelas         :       “La itu tadi… Intinya ekstra ini sangat berguna pada setiap sisi kehidupan manusia,” menjawab dengan lantang.
Adik kelas A       :       “Yang lebih jelas lagi bisa kak?”
Kakak kelas         :       “Itu juga sudah jelas dik,” sambil teriak.
Adik kelas A       :       “Apa benar sih kak? Kan kalau PMR itu bisa nolong orang sakit, pramuka itu melatih untuk hidup di alam bebas serta cara-caranya, PKS itu sebagai rambu-rambu dalam berkendara yang baik, kalau musik itu bisa sebagai hiburan, pecinta alam itu melatih untuk hidup di alam bebas pula, dan rohis itu sebagai bekal ketakwaan kita. Apakah ekstra ini dirancang sebagai panduan kita dalam berjalan? Apakah jika akan pergi berbelanja juga harus dengan sikap baris tersebut? Apakah jika kakak melakukannya tidak menjadi pusat perhatian?
Kakak kelas         :       (terdiam)
Adik kelas A       :       “Berarti kalau kakak mau solat juga harus disiapkan? Tertawa juga? Katanya berguna di setiap kehidupan manusia kak?”
Kakak kelas         :       (terdiam lusuh)
(Tak lama kemudian ada satu siswa yang tertawa)
Adik kelas A       :       “Kenapa yang lain tidak tertawa?”
Adik kelas B       :       “Kan belum diberi aba-aba untuk tertawa.”

Siswa yang lain pun tertawa, dan perwakilan tersebut dengan muka kesal melanjutkan presentasinya tanpa mempedulikan adik kelasnya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar