Anekdot
adalah kisah singkat tentang sesuatu,
seseorang, kejadian, atau hal-hal yang berkenaan dengan gagasan tertentu.
Sedangkan, pengertian anekdot dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976),
diterangkan bahwa, anekdot adalah cerita singkat yang menarik, karena
lucu dan mengesankan. Biasanya berkisar pada orang-orang penting berdasarkan
kejadian yang sebenarnya. Dengan format yang singkat dan pendek, sebuah anekdot
memiliki sifat yang sangat lentur dan liat, yang membuatnya memiliki banyak
pembacaan. Meskipun tujuan anekdot adalah untuk menghibur, namun sesungguhnya
terdapat suatu pesan tertentu dari penulisnya.
CONTOH:
ABA-ABA UNTUK TERTAWA
Suatu hari, di
sebuah sekolah, ada sebuah acara perkenalan sekolah beserta ektrakurikulernya
kepada siswa baru. Pada saat itu pula, setiap perwakilan mempresentasikan
ekstrakurikuler tersebut. Pada saat sesi tanya jawab, ada seorang siswa yang
bertanya.
Adik kelas A : “Kak, mau tanya…
Gunanya ekstra ini apa kak?”
Kakak kelas : “Banyak dik.
Bisa melatih kepemimpinan, toleransi, kekeluargaan, kerjasama, disiplin, dan
lain sebagainya.”
Adik kelas A : “Apa ada PBB juga
kak?”
Kakak kelas : “Ada, itu pasti
dik. Itu inti dari ekstrakurikuler ini.”
Adik kelas A : “Lalu gunanya PBB
di masyarakat apa kak?
Kakak kelas : “La itu tadi…
Intinya ekstra ini sangat berguna pada setiap sisi kehidupan manusia,” menjawab
dengan lantang.
Adik kelas A : “Yang lebih jelas
lagi bisa kak?”
Kakak kelas : “Itu juga sudah
jelas dik,” sambil teriak.
Adik kelas A : “Apa benar sih
kak? Kan kalau PMR itu bisa nolong orang sakit, pramuka itu melatih untuk hidup
di alam bebas serta cara-caranya, PKS itu sebagai rambu-rambu dalam berkendara
yang baik, kalau musik itu bisa sebagai hiburan, pecinta alam itu melatih untuk
hidup di alam bebas pula, dan rohis itu sebagai bekal ketakwaan kita. Apakah
ekstra ini dirancang sebagai panduan kita dalam berjalan? Apakah jika akan
pergi berbelanja juga harus dengan sikap baris tersebut? Apakah jika kakak
melakukannya tidak menjadi pusat perhatian?
Kakak kelas : (terdiam)
Adik kelas A : “Berarti kalau
kakak mau solat juga harus disiapkan? Tertawa juga? Katanya berguna di setiap
kehidupan manusia kak?”
Kakak kelas : (terdiam lusuh)
(Tak lama kemudian ada satu siswa
yang tertawa)
Adik kelas A : “Kenapa yang lain
tidak tertawa?”
Adik kelas B : “Kan belum diberi
aba-aba untuk tertawa.”
Siswa yang lain pun tertawa, dan perwakilan tersebut dengan
muka kesal melanjutkan presentasinya tanpa mempedulikan adik kelasnya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar