Cara Melakukan Tune-Up Pada Mobil
a. Saringan Angin (Air Filter)
Saringan angin lebih dahulu harus diservis di banding dengan
komponen yang lain, karena saringan angin yaitu komponen mesin yang paling
dingin di banding dengan komponen yang lain setelah mesin dihidupkan. Selain
itu saringan angin juga mempunyai dampak pada komponen lain apabila diservis
paling akhir, seperti pada pembentukan gabungan angin dan bensin di saluran
pada intake manifold (saluran pemasukan gas).
Saringan angin atau mungkin saja lebih popular dengan
sebutan filter ada di dalam kotak berbentuk lingkaran yang serupa piring. Kotak
itu terbuat dari pelat besi umum. Saat pengapian, putaran stasioner sangat
dipengaruhi oleh saringan angin. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan
angin.
b. Platina
Setelah saringan angin dibersihkan atau mungkin saja
diganti, komponen setelah itu yang butuh diservis yakni platina. Platina ada di
dalam distributor. Platina perlu di cek atau mungkin saja diservis lebih dahulu
sebelum akan menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Apabila platina
disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran stasioner, akan berjalan
pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan dan dipasang, saat pengapian
pasti berpindah, karena saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Apabila
celah platina makin besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya,
apabila celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.
Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina.
Apabila celah platina makin besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya,
apabila celah platina semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit.
Walaupun perubahan putaran stasioner itu tidak sekian besar, perlu diperhatikan
untuk ketelitian hasil servis. Situasi permukaan kontak platina sangat
mempunyai dampak pada putaran stasioner dan bunyi mesin. Apabila permukaan
platina kotor, putaran stasioner akan turun. Namun, apabila permukaan platina
dibersihkan, putaran stasioner akan naik. Karena itu, tidak cocok apabila
platina diservis setelah penyetelan putaran stasioner dan gabungan gas.
Setelah perbaikan platina selesai, manfaatkanlah platina
dengan benar. Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat dengan
bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya
loncatan bunga api pada busi. Bila mobil sudah menggunakan CDI jadi tidak butuh
lewat sisi ini.
c. Kabel Busi
Setelah platina diservis, tutup distributor tidak butuh
selekasnya dipasang. Check situasi tutup distributor beserta kabel-kabelnya.
Kontrol itu ditangani setelah menyervis platina dengan maksud untuk efisiensi
kerja.
Situasi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya.
Kualitas pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya.
Namun, kabel busi harus di cek atau mungkin saja diservis lebih dahulu daripada
businya, karena kabel busi yaitu pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi
ke busi. Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh situasi kabel-kabel businya.
Kabel busi tidak dapat diganti dengan kabel yang sembarangan
kualitasnya. Hal sejenis ini ditujukan untuk jauhi masalah yang besar pada
busi. Isolasi kabel busi harus penuhi prasyarat, karena listrik yang dialirkan
bertegangan tinggi (15. 000-20. 000 volt). Isolasi kabel busi yang sudah usang
harus diganti kabelnya. Perubahan kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga
yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal harga nya, semakin paling baik
kualitasnya.
Kabel busi yang retak isolatornya atau mungkin saja telah
usang menyebabkan timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang
berdekatan, sampai busi yang kabelnya diserang induksi meloncatkan bunga api
liar dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin
kasar dan tenaga mesin jadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya besarnya
tahanan diukur menggunakan Ohm mtr., apabila besarnya tahanan tidak sesuai sama
sama standartnya jadi kabel busi diganti dengan yang paling baik.
d. Tutup Distributor
Tutup distributor sebaiknya di cek kondisinya bersamaan
dengan kontrol kabel-kabel busi dan servis platina. Hal sejenis ini ditujukan
untuk menghemat waktu kerja. Apabila pemeriksaan tutup ditributor ditangani setelah
mesin dihidupkan, akan mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan
tutup distributor. Tutup distributor dinyatakan paling baik apabila kondisinya tidak
retak. Arang pada tutup distributor yang bertindak mengalirkan listrik tegangan
tinggi tidak aus.
Bisa tutup dengan rapat. Ada type tutup distributor yang
dilengkapi lubang ventilasi di bagian atas tutup itu. Faedah lubang ventilasi
itu yakni untuk penguapan air yang terlilit di dalam tutup distributor. Karena
itu ada ventilasi itu, uap air bisa keluar sampai distributor selalu kering.
e. Accu
Kontrol setelah itu yakni kontrol accu. Kontrol accu
meliputi sebagai berikut:
Tinggi Air Accu
Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya pada garis batas
atas (upper level) dan garis batas bawah (lower level). Apabila air accu
jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur sekedarnya. Ketinggian air accu
pada prinsipnya yakni merendam seluruhnya sebagian sel accu sekurang-kurangnya
1 cm di atas sebagian sel accu itu. Apabila mobil menggunakan accu kering,
perawatannya jadi lebih mudah karena tidak memerlukan air accu yang bisa
berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor
oleh jamur atau mungkin saja sejenisnya. Namun, harga accu kering lebih mahal
sampai terdapat beberapa mobil yang menggunakan accu basah. Air accu yang
kurang (di bawah standard) mengakibatkan reaksi pada accu tidak maksimal,
sampai arus yang dihasilkannya tidak penuhi untuk penuhi kepentingan listrik
pada mobil.
Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat
Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air
hangat, tengah karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan dengan
ampelas.
Segi yang nampaknya remeh, tetapi sangat paling utama, yakni
klem atau mungkin saja penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem itu
mudah sekali kendor. Apabila klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak
melon¬catkan bunga api. Untuk melindungi klem agar selalu bertindak dengan
paling baik, ke¬raskan baut pengikatnya dan gunakan klem yang bermutu paling baik.
Kutub-kutub accu yang kotor atau mungkin saja berkarat menyebabkan tahanan
sangat besar. Menyebabkan, arus yang mengalir jadi berkurang (kecil) sampai
tenaga mesin jadi berkurang, bahkan mesin tidak bisa dihidupkan.
Pada kontrol pengapian, umumnya accu di cek paling akhir,
itu juga apabila bunga api yang keluar dari busi sangat kecil dan segi
pengapian yang lain telah diservis.
f. Busi
Busi sebaiknya di cek setelah pengukuran tekanan kompresi
atau mungkin saja sebelum akan penyetelan celah katup. Alasannya, pada
pengukuran tekanan kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam kondisi
tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang optimal. Saat
pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk
memasukkan ujung alat pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup,
busi sebaiknya dalam kondisi tidak terpasang agar mesin mudah saat diputar.
Segi busi yang perlu di cek yakni elektrodanya, yang
meliputi kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus
diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak
dapat berkenaan. Karena itu, harus disetel celahnya. Ada kotoran pada ke-2
elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api
listrik.
Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada
elektroda busi perhatikan banyak hal sebagai berikut.
Ø Apabila ada lingkaran berwarna agak
biru pada elektroda tengah dengan insulatornya, berarti type busi yang
digunakan cocok.
Ø Apabila insulatornya agak hitam dan
elektrodanya berwarna biru, berarti type businya terlalu dingin.
Ø Apabila insulatornya berwarna putih dan
berjalan erosi pada elektrodanya, berarti type businya terlalu panas.
Ada tiga type busi, yaitu busi panas, tengah, dan dingin.
Busi type panas kurang tahan pada panas, type dingin tahan pada panas. Busi
panas cocok untuk perjalanan jauh.
g. Menyetel Celah Katup
Langkah paling cocok sekian selesai menyervis busi yakni
menyetel celah katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak butuh dipasang
di lubangnya. Biarlah mesin tidak ada busi untuk sebentar, hingga penyetelan
katup selesai.
Penyetelan celah katup dalam kondisi mesin tidak ada busi
akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut.
Mesin akan lebih mudah diputar saat mencari posisi top
kompresi semasing silinder.
Mempermudah dalam mengecek posisi piston, yakni sudah mencapai titik puncaknya atau mungkin saja belum. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin saja saja berputar (hidup) tidak ada busi.
Mempermudah dalam mengecek posisi piston, yakni sudah mencapai titik puncaknya atau mungkin saja belum. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin saja saja berputar (hidup) tidak ada busi.
1. Prasyarat Penyetelan Katup
Agar penyetelan katup berhasil dengan paling baik, harus
dipenuhi persyaratan sebagai berikut.
Penyetelan ditangani waktu katup tutup rapat.
Penyetelan ditangani waktu celah katup paling besar.
Penyetelan katup dapat berhasil dengan paling baik apabila
system kerja mesin (gerak naik-turun piston) sesuai sama sama gerak
katup-katupnya.
2. Langkah Penyetelan
Ada dua langkah penyetelan untuk penuhi persyaratan agar
penyetelan katup berhasil dengan paling baik, yaitu sebagai berikut.
Dengan memutar poros engkol (pub), untuk buat piston ada di
posisi top kompresi semasing silinder. Cara barusan banyak membutuhkan tenaga
dan waktu, karena harus memutar pull sesuai sama sama juga dengan ada banyak
silinder sampai mempunyai posisi piston pada top silinder 1, 2, 3, 4, dsb. Saat
posisi top kompresi, ke-2 katup iNdan EX harus dalam kondisi tutup rapat,
sampai bisa disetel celahnya.
Dengan memutar poros engkol (pub), untuk buat piston pada
posisi top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai sama
sama system kerja mesin. Cara barusan lebih cepat dan menghemat dengan tenaga,
tetapi memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup, terlebih hubungan pada
urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan katup.
h. Positive Crank Case Ventilation (PCV)
PCV yakni sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang
bocor ke ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui satu
selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold
Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis lebih
dahulu sebelum akan. tes kompresi. PCV sedikit mempunyai dampak pada tekanan
kompresi dan putaran mesin. Tidak ada PCV putaran mesin lebih rendah di banding
dengan waktu PCVdiaktiflan.
Dalam servis PCV, yang perlu di cek yakni kerja katup PCV
dan kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti
dengan yang baru.
i. Saat Pengapian
Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran
mesin. Alasannya, karena saat pengapian yang tercatat dalam buku basic servis
mobil yakni saat pengapian pada putaran stasioner. Apabila saat pengapiannya
disetel pada putaran tidak stasioner, akan berjalan pengulangan kerja. Hal
sejenis ini sebenarnya bisa dijauhi, karena sekian pu¬taran mesin disetel,
saat penga¬t, piannya pasti berpindah.
Prinsip penyetelan saat pengapian yakni memutar
dis¬tributor dalam kondisi mesin hidup sampai mendapatkan bunyi mesin yang
paling halus dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa buat
jadi basic, apabila penyetelan saat pengapian ditangani tidak ada menggunakan
timing- light (penyetelan perigapian) atau mungkin saja alat bantu yang lain.
Distributor dapat diputar ke kiri atau mungkin saja ke kanan
setelah baut pengikatnya dikendorkan. Apabila distributor diputar berlawanan
arah dengan putaran rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya,
apabila distributor diputar searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian
dimundurkan.
j. Idel
Penyetelan idel yaitu penyetelan yang paling akhir dalam
tune-up mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak mempunyai dampak pada saat
pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat
dipengaruhi oleh bermacam komponen mesin.
Menyetel idel pada prinsipnya yakni menyetel gabungan pada
angin dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum akan menyetel gabungan
idel, putaran mesinnya harus stasioner lebih dahulu. Apabila setelah penyetelan
idel, lantas putaran stasionernya berpindah, putaran stasionernya harus disetel
lagi.
k. Tali Kipas
Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan
tali kipas mempunyai dampak pada pendinginan dan putar¬an alternator. Apabila
tali kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin dengan
paling baik karena selip.
Menyebabkan, pendinginan oleh kipas tidak sesuai sama sama
putaran mesin sampai mesin jadi panas. Selain itu, putaran alternator juga
tidak bisa maksimum sampai pengisian ke baterai kurang paling baik.
Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up
Setelah tune-up
selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruhnya komponen mesin sudah
terpasang di tempatnya dengan benar atau mungkin saja belum. Apabila semuanya
komponen telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran stasioner
beberapa menit. Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal,
naikkan putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin, getaran,
dan asap knalpotnya. Apabila sudah yakini tidak ada permasalahan atau mungkin
saja ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar