Halaman

Senin, 21 September 2015

Kenapa Rasulallah SAW tidak Pernah Sakit?



Subhanallah, maha suci Allah yang telah menganugrahkan sang Nabi untuk menjadi teladan dalam segala aspek, aspek ibadah, ekonomi, kesehatan dan lainnya. Hari ini saya pengen banget berbagai mengenai kenapa Rasulullah SAW tak pernah sakit, Nabi Muhammad SAW hanya menderita demam di saat hendak wafat saja, subhanallah.
Nah, bagaimana bisa sang Nabi selalu sehat? Alhamdulillahnya ini dapat dipelajari oleh kita selaku ummatnya, mari kita lihat apa saja yang dilakukan oleh sang Nabi sehingga beliau tidak pernah sakit. Khususnya yang saya bahas adalah ditinjau dari cara makan dan makanan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, tidak mencakup aspek ibadah lainnya…
Rasulullah SAW, mengawali makan dan minumnya dengan membaca basmallah dan membaca hamdalah jika telah selesai. Kemudian ketika lupa menyebut naman Allah ketika hendak makan, jika teringat disaat sedang makan beliau membaca Bismillahi Awwalahu Wa Akhirahu (dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya).
Rasulullah SAW mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, kemudian Rasulullah SAW makan dengan tiga jari tangan kanan, yaitu jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari. Setelah selesai makan beliau terlebih dahulu menjilati jari tangannya hingga tak ada sedikit pun makanan yang tersisa.
Rasulullah SAW memperkecil suapan agar mudah masuk ke dalam mulut ketika makan, secara medis hal ini mempermudah proses mengunyah, sebab apabila banyak makanan di dalam mulut, biasanya akan membuat orang malas untuk mengunyah sehingga makan jadi tergesa-gesa.
Rasulullah SAW tidak makan berlebihan ini yang wajib kita tiru, Rasulullah SAW mengambil makanan yang terdekat terlebih dahulu dan tidak mengambil makanan yang berada ditengah piring sebelum yang dipinggir habis (mengajarkan keteraturan), beliau juga tidak mengonsumsi makanan panas dan basi, tidak mencela makanan, duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar, tidak makan sambil berbaring dan tidak langsung tidur setelah makan.
Rasulullah SAW tidak meniup makanan (karena akan menimbulkan bau tidak sedap dari mulut dan menularkan penyakit), duduk saat minum, mengambil napas tiga kali dalam sekali minum dan tidak bernapas didalam gelas, selalu makan bersama, tidak membelakangi orang yang sedang makan dan selalu mendoakan orang yang memberinya makan.
Kemudian ditinjau dari menu-menu yang dimakan oleh Rasulullah SAW apa saja, kenapa menunya menyehatkan? Rasulullah SAW selalu mengombinasikan makanan yang berbeda jenis dengan tujuan agar saling melengkapi, baik dari segi gizi maupun dari sifatnya (asab-basa) dapat saling menetralkan. Misalnya mentimun dengan kurma atau melon dengan kurma. Dari segi gizi kurma sedikit mengandung air tetapi berkalori tinggi, yaitu 100 gram kalori. Sedangkan mentimun dan melon mengandung kurang lebih 75% kalori dan serat. Melon dan mentimun berkalori rendah tetapi kandungan airnya tinggi, kira-kira 95%.
Menurut Dr. Muhammad Suwardi beliau adalah Practitioner Natural Medicine berpendapat bahwa secara alami dan medis, pola makan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW merupakan suatu kombinasi ideal karena berprinsip pada keseimbangan asam-basa. Tubuh akan sehat jika berada dalam kondisi seimbang. Menurunnya pH sedikit saja ke arah asam atau kenaikan pH ke arah basa akan mudah menimbulkan suatu penyakit. Berdasarkan pendapat tersebut tentunya kita perlu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW tidak pernah mencapur antara susu dengan ikan, susu dengan telur, atau susu dengan daging. Secara medis, tindakan Rasulullah SAW ini sangat tepat karena menggabungkan susu dengan ikan, telur atau daging akan menyebabkan proses pencernaan di lambung menjadi berat. Hal ini dikarenakan kombinasi tersebut sama-sama berperan sebagai protein. Jika makanan tersebut dikonsumsi bersamaan, asam klorida (asam lambung) dilambung akan meningkat sehingga pH lambung menjadi sangat rendah.
Rasulullah SAW adalah suri teladan segala aspek kehidupan termasuk kesehatan, dalam hal makan beliau selalu mengatur pola makannya. Namun demikian, rasulullah lebih sering berpuasa. Jika pada hari itu dirumah tidak ada yang dapat dimakanan, beliau akan berpuasa, Rasulullah SAW bersabda “Berpuasalah agar kalian sehat”. Aisyah meriwatkan bahwa keluarga Rasulullah SAW tidak pernah makan dua kali dalam sehari kecuali salah satunya dengan kurma.
Rasulullah juga mengonsumsi buah-buah di awal bukan diakhir makan sebagai pencuci mulut, bukan tetapi di awal sebelum makan. Rasulullah SAW makan dua kali sehari dan salah satunya dimalam hari setelah salat Isya. Pada malam hari setelah makan, Rasulullah SAW tidak langsung tidur melainkan terlebih dahulu melakukan berbagai kegiatan.
Demikian cuplikan sedikit mengenai Kenapa Rasulullah SAW Tak Pernah Sakit? Rasulullah SAW benar-benar sebaiknya suri teladan bagi kaum muslim dalam kehidupan sehari-hari. Dengan meneladani akhlak beliau dalam pola makan dan minum, maka kesehatan jasmani dan rohani akan dapat terwujud. Bukankah Allah lebih menyukai hamba-hamba-Nya yang sehat? Semogat Allah terus berikan keberkahan dalam setiap makanan kita Aamiin…


Sumber : http://abdul-sidik.com/kenapa-rasulullah-saw-tak-pernah-sakit/